tikungan tajam temanggung
Gelombang pemudik makin deras mengalir di jalur pantai utara Jawa (Pantura), tujuh hari menjelang hari raya Idul Fitri, atau Selasa (23/8/2011). Mereka berbondong-bondong melintas dari barat menuju timur sepanjang jalan utama yang dibuat oleh Gubernur Jenderal Daendels di masa penjajahan itu.
Para pengendara sepeda motor , lengkap dengan ‘atribut’ khas pemudik, terlihat melintas di ruas pantura Simpang Jomin di Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Para motorider umumnya membawa tas besar di bagian depan atau di pundak pembonceng, serta bungkusan tambahan yang diletakkan di atas kayu penopang di jok belakang. Mereka juga terlihat berhenti di warung-warung istirahat yang mulai didirikan warga di kanan kiri jalan raya atau stasiun-stasiun pengisian bahan bakar umum, seperti tampak di ruas Jatisari-Patokbeusi, Kabupaten Subang.
Mobil-mobil pribadi dengan barang bawaan di atas kap juga mulai banyak melintas di Pantura. Selain kendaraan pribadi, lalu lintas pantura pada Selasa lalu juga diramaikan oleh bus-bus antarkota antarprovinsi dari Jakarta tujuan Cirebon, Tegal, Slawi, Pekalongan, Semarang, Jepara, dan kota lain di Jawa Timur.
Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 dan H-3, yakni hari Jumat-Sabtu-Minggu. Jalur terpadat setiap kali mudik lebaran berlangsung adalah di Pantura. Jalan utama di Pulau Jawa itu bakal disesaki jutaan mobil dan motor, yang berangkat dari kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Namun, para pemudik yang melintasi jalur Pantura perlu waspada. Sebab, di sepanjang jalur ramai itu ada titik-titik rawan kecelakaan dan rawan kemacetan. Tak hanya di Pantura, di jalur lain pun (tengah dan selatan) pemudik haus hati-hati. Berikut titik-titik rawan berdasarkan informasi dari beberapa Polres dan Polda
Jawa Barat
Secara total, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat memetakan sekitar 112 titik rawan kecelakaan lalu-lintas di sepanjang jalur mudik di utara, tengah, dan selatan Jawa Barat. “Dari tiga jalur, terutama jalur selatan yang paling banyak titik rawan kecelakaan,” ujar Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Bimo Anggoroseno.
Dari data Operasi Ketupat tahun ini, polisi memetakan sedikitnya terdapat 15 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di jalur pantai utara, 12 lokasi rawan di jalur tengah dan 85 titik rawan kecelakaan di jalur selatan.
Di jalur utara, lokasi rawan kecelakaan lalu lintas antara lain meliputi pertigaan RMK (Karawang), Srengseng-patok beusi-pamanukan (Subang), Karang Anyar (Indramayu), Plumbon (Cirebon).
Jalur tengah antara lain Cijantung dan Bungur sari (Purwakarta), Cijambe-Cicenang (Subang), Jatiwangi - Kadipaten (Majalengka), Bandor Sawetan (Kuningan).
Jalur selatan lokasi rawan membentang mulai dari Kota Bogor, Cianjur, Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut hingga Banjar. Sepanjang jalur tersebut yang palin rawan kecelakaan adalah jalur Ciloto-Puncak, Cianjur-Ciranjang, Cicalengka-Nagreg dan Gentong-Tasikmalaya.
Khusus di daerah Indramayu, menurut Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan, ada tiga titik rawan kecelakaan di Jalur Pantura Jawa Barat, yakni di pertigaan Lohbener, petigaan Pasar Sukra dan Patrol. “Di tiga titik ini selalu memakan korban,” kata Rudi.
Sedangkan daerah rawan kemacetan di Jalur Pantura Jabar terdapat di 9 titik, yakni Pasar Sukra, Pasar Patrol, Pasar Parean, Pasar Eretan, Pasar Cilet, Pasar Bangkir, Pasar Karang Ampel, Pasar Jatibarang dan Pasar Kertasmaya. “Titik ini, di hari tertentu selalu dipenuhi pasar tumpah,” ungkap Rudi. Pedagang pasar tumpah kerap memanfaatkan momen mudik untuk berjualan di sepanjang jalan.
Sedangkan di Cirebon, Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Cirebon menyebut 4 titik yang dianggap rawan kecelakaan, yakni di ruas jalan Susukan, Beber, Pangenan dan Dukupuntang.
Menurut Kasat Lantas Polres Cirebon AKP Edwin Afandi, di jalur itu sering terjadi kecelakaan karena jalan cukup panjang dan menjadi titik lelah pemudik. Di samping itu, sarana penerangan jalan umum di keempat titik tersebut masih kurang terutama saat malam hari.
Jawa Tengah
Sedikitnya ada tujuh titik di jalur pantai utara (Pantura) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang rawan kemacetan. Ketujuh titik tersebu di antaranya Jalan Tol Kanci-Pejagan, pertigaan eksit Tol Kanci-Pejagan di Pejagan, Kecamatan Tanjung, perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat di Cisangarung, Kecamatan Losari, Dermoleng di Kecamatan Ketanggungan, Alun-alun Kota Brebes, Pasar Bulakamba dan Pasar Bumiayu.
Menurut Kasatlantas Polres Brebes, AKP Matrius Sik, kendaraan yang akan melintas di jalur Pantura Brebes akan didominasi oleh kendaraan sepeda motor dan mobil pribadi. Selain itu, kendaraan lain seperti bus juga diperkirakan jumlahnya akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain di Brebes, menurut Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo beberapa titik rawan kemacetan dan kejahatan di Pantura Jawa Tengah antara lain di Kaliwungu, Cepiring dan Weleri. Bila malam hari, jalan lingkar Weleri dan Kaliwungu rawan kejahatan. Pasalnya, dua jalur itu jauh dari pemukiman. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Polres Kendal menempatkan sniper alias penembak jitu untuk menghalau kejahatan. Petugas polisi juga disiagakan untuk mengatur lalu lintas di jalur tersebut.
Jawa Timur
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jawa Timur mencatat 48 titik rawan kecelakaan, jalan bergelombang, pohon tumbang, dan jalan licin serta berlubang yang harus diwaspadai pemudik. “Sebagian sudah diperbaiki, dan yang belum diperbaiki dipasang rambu-rambu agar pengguna jalan hati hati,” kata Wahid Wahyudi, Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.
Menurut Wahid, ke-48 titik itu terbagi dalam delapan ruas jalan utama. Di antaranya, jalur Surabaya-Lamongan hingga Tuban yang memiliki 10 titik rawan kecelakaan, yaitu Jalan Kalianak hingga Margorejo, kawasan deket Lamongan kilometer 36-43, Sukodadi kilometer 45-48, Turi kilometer 48-51 Pujung kilometer 65-69, Brondong kilometer 75-76, Widang kilometer 80-130, Jenuh kilometer 115-140, Talang Tuban kilometer 10-11, serta Duduk Sampean Gresik.
Ruas lainya adalah Kertosono-Kediri-Tulungagung yang memiliki titik rawan kecelakaan, di antaranya Bendo-Gurah dan Badas, sepanjang Mekikis hingga Gamping Rejo, juga Braan Bandar Kedungmulyo, dan terakhir Pojok Ngantru.
Ruas terakhir jalur tengkorak adalah kawasan Surabaya-Bangkalan hingga Sumenep yang meliputi Jalan Raya Galis, Camplong; Jungkaran hingga Nyeburan, Tlanakan Kilometer 101-103, serta Desa Giring Manding Kamal. (HP)
Sumber : Gatranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar